Wednesday, October 8, 2008

Nafas Lebih Panjang buat Windows XP


logo windows xp

Menyoroti tuntutan tinggi dari sistem Windows Vista, Kamis lalu akhirnya Microsoft memutuskan membiarkan para produsen komputer terus menjual sistem operasi Windows XP pada ULPC (ultra-low cost PC – komputer murah). Microsoft akan membiarkan para vendor tersebut mengemaskan (pre-load) versi Home dari Windows XP pada ULPC sampai bulan Juni 2010. Ini berarti satu tahun setelah versi berikut dari Windows tersedia luas. Langkah ini diambil Microsoft untuk mencegah eksodus ke sistem operasi Linux.

Dalam definisi Microsoft, ULPC adalah sistem yang menggunakan prosesor dari “jajaran diskon’ dan tidak menuntut adanya kartu grafis mandiri. Contoh dari sistem ini adalah Asus Eee PC, yang berjalan di atas sistem operasi Windows XP atau Linux, dan dijual kurang dari US$ 400. Mesin-mesin dengan spesifikasi rendah ini tidak akan mampu menjalankan Vista.

Untuk bisa menjalankan Vista, pemilik PC harus menyediakan komputer dengan prosesor minimal 1GHz, RAM 1GB, dan harddisk berkapasitas 40GB. Sementara itu, Windows XP Professional hanya mensyaratkan prosesor 300MHz, memori 128MB, dan harddisk 1,5GB.

Tanpa adanya Windows XP, vendor seperti Asus akan terpaksa menawarkan hanya Linux pada sistem mereka. Situasi inilah yang ingin dihindari Microsoft, apalagi dengan meroketnya penjualan ULPC di pasar negara-negara berkembang, seperti India dan Cina, begitu lansir InformationWeek.

Rencananya, Microsoft berniat ‘menghentikan’ akses Windows XP bagi mayoritas produsen PC per 30 Juni. Pengecualian diberikan pada ISB (independent system builder) yang bisa tetap mengakses sistem operasi tersebut sampai Januari 2009. XP sendiri diperkenalkan Microsoft pada akhir tahun 2001. Biasanya, sistem operasi tersebut hanya tersedia empat setelah waktu peluncurannya. Namun keterlambatan hadirnya Vista, yang tampil pada Januari 2007, memaksa Microsoft menjual XP lebih lama dari rencana semula. Sebelumnya, Windows XP dijadwalkan untuk berhenti dijual pada tanggal 30 Januari.

0 comments:

Your Ad Here